MELAWAN STIGMA


Bukan stigma buruk tentang pengguna narkoba, atau pemabuk yang ingin dilawan. Melainkan, melawan stigma stereotip suatu simbol kebesaran yang begitu dielukan.
Sebenarnya saya ingin menulis ini semenjak semester lalu, (semester IV), namun karena selalu terbentur dengan kemalasan, barulah tertuang sekarang. Karena situasi yang terjadi, ternyata masih langgeng.
Ini merupakan tragik, atau barangkali, memang lumrahnya begitu. Saya yang ketika Jumat, atau terkadang di selain Jumat mengenakan batik ke kampus, maka dipastikan akan muncul pertanyaan yang, sepertinya, mempertebal kesalahan saya dalam berkostum. "Habis kondangan di mana, Jek?" Atau, "Halo, pak lurah?" Seperti biasa, saya nyengir ala Jokowi. Ekspresi yang memang mudah tertangkap di raut wajah saya. Kemudian, saya timpali dengan celetukan ringan saja.
Dari kejadian yang tidak sekali, bahkan berulang, dan bukan seorang saja, melainkan banyak - setidaknya lebih dari dua, menurut ukuran Bahasa Indonesia - saya mengambil kesimpulan singkat, apa memang batik, sudah menduduki kasta kostum penghias ritual resepsi pengantin? Atau barangkali batik cuma milik para lurah di desa saja?
Tragik, yang kontinu hingga detik Jumat tadi, (18/9/15), ketika saya mengenakan batik lengan panjang, masih terdengar di telinga, "Ada resepsi di mana?" Kita yang begitu jengkel dan bersungut lantaran negara tetangga mengaku batik sebagai kebudayaan mereka. Ternyata hanya mengenakan ‘tempelan' budaya kita ini pada acara makan sambil berdiri ala resepsi. Kalaupun lebih, ya cuma para persekutuan pak lurah di desa yang melanggengkan.
Sebenarnya, saya justru tersengat, ketika selalu muncul stigma-stigma yang menggeser ‘kasta' batik. Kalaupun boleh, curi saja ke sini, hei, negeri tetangga, batik di sini sekarang cuma ‘ditempelkan' sebagai identitas budaya, kalau lagi makan puding yang dilumuri fla, sembari berdiri ala ritual resepsi pernikahan. Meski baru sanggup sesekali dalam sepekan mengenakan batik, saya ingin melawan stigma yang melekat, walaupun, akan terdengar pekikan, "Mau kondangan ke mana, Jek?" Salam olahraga, pemuda!

Komentar

Postingan Populer