Memori seteguk air kran
Seteguk air kran tak akan membuat ku mati, apa engkau
berpikir bahwa racun atau bakteri atau apalah namanya yang akan mencabut
nyawamu? Bukankah tidak demikian?
Pun, ketika aku mengisinya ke dalam botol bekas air mineral,
tak ada pertimbangan apakah nanti ketika aku minum, perutku akan merasa sakit
lalu mati? Tidak! Toh, Tuhan melindungi manusiaNya yang sengsara, sengsara
akibat manusia lainnya yang jahat, yang tak beradab.
Mati, itu adalah hasil. Semua akan mati, semua akan mendapat
hasil yang sama yaitu mati. Hanya saja, caranya yang bervariasi, ada yang
karena minum air kran, ada yang karena mengidap aids, ada yang karena kanker,
ada yang karena banjir, ada yang karena gunung meletus, ada pula yang karena
sehat. Itu hanyalah cara menuju hasil pasti yang sama: mati.
Kalau pun ketika itu aku akan mati, pasti aku telah mendengar
suara gagak, namun sayang.. gersangnya Ibukota mampu mengusir satwa-satwa,
bahkan tahi ayam pun jarang ku lihat. Kini, aku rindu melihat tahi ayam, aku
rindu desahan entog, aku rindu suara mengembek kambing,
Yang aku dengar kini, hanya lantunan desingan mesin beroda
empat, mesin beroda dua, kokokan klakson, dan suara mengembek manusia yang
meracau di twitter. Yang aku injak, kini bukan basah tanah, akan tetapi basah
ludahan makian manusia, yang aku injak kini bukan kehangatan tahi ayam,
melainkan kehangatan manusia yang penuh amarah.
Pun dengan yang ku jumpai, muka tebal, setebal baja berlapis
–lapis, keras, dingin, dan susah diajak bicara.. yang ditanam, kini bukanlah
pohon, melainkan beton, beton lebih cepat rindang di sini, semakin pesat saja
tumbuhnya.
Ketika banjir menyambangi, akan hadir pula banjir sang
pencari muka, para pemimpin politik, membanjiri manusia-manusia sengsara,
dengan bantuan yang dibawanya, namun tak ada ketulusan yang diberikan, semua
hanya berfondasikan cari muka, pencitraan, dan mencari elektabilitas, begitulah
moral pemimpin sekarang, tak ada cinta yang mereka beri, namun selusin janji
mereka suapkan ke mulut manusia-manusia malang itu...
Jakarta, Minggu 19 Januari 2014
23:00
Komentar
Posting Komentar
Bercuap ya..